Rabu, 30 November 2011

Bola Golf ...


Seorang Professor berdiri di depan kelas Filsafat.

Saat kelas dimulai, dia mengambil toples kosong dan mengisi dgn bola2 golf.
Kemudian berkata kpd murid2nya, apakah toples sdh penuh...... ?
Mereka setuju !!!!

Kemudian dia menuangkan batu koral ke dlm toples, mengguncang dgn ringan.
Batu2 koral mengisi tempat yg kosong di antara bola2 golf.
Kemudian dia bertanya kpd murid2nya, apakah toples sdh penuh ??
Mereka setuju !!!

Selanjutnya dia menabur pasir ke dlm toples ...
Tentu saja pasir menutupi semuanya.
Profesor sekali lagi bertanya apakah toples sdh penuh..??.
Para murid berkata, "Yes"...!!

Kemudian dia menuangkan dua cangkir kopi ke dlm toples, dan secara efektif mengisi ruangan kosong di antara pasir.
Para murid tertawa....

"Sekarang.. saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupanmu. "

"Bola2 golf adalah hal yg penting; Tuhan, keluarga, anak2, kesehatan.
"Jika yg lain hilang dan hanya tinggal mrk, maka hidupmu msh ttp penuh."

"Batu2 koral adalah hal2 lain, spt pekerjaanmu, rumah dan mobil."

"Pasir adalah hal2 yg sepele."
"Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dlm toples, maka tdk akan tersisa ruangan utk batu2 koral ataupun utk bola2 golf..

Hal yg sama akan terjadi dlm hidupmu."
"Jika kalian menghabiskan energi utk hal2 yg sepele, kalian tdk akan mempunyai ruang utk hal2 yg penting buat kalian."
"Jadi Beri perhatian utk hal2 yg penting utk kebahagiaanmu.
"Bermainlah dgn anak2mu."
"Luangkan waktu utk check-up kesehatan."
"Ajak pasanganmu utk keluar makan malam"
"Berikan perhatian terlebih dahulu kpd bola2 golf.

Hal2 yg benar2 penting. Atur prioritasmu.
Baru yg terakhir, urus pasirnya.

"Salah satu murid mengangkat tangan dan bertanya, "Kopi mewakili apa?
Profesor tersenyum, "Saya senang kamu bertanya."
"Itu utk menunjukkan kpd kalian, sekalipun hidupmu tampak sdh sgt penuh, tetap selalu tersedia tempat utk secangkir kopi bersama sahabat".

Sumber : http://bungacerita.blogspot.com/

Kebahagiaan Yang Menular


Seorang pemuda berangkat kerja dipagi hari... Memanggil taksi, dan naik...

'Selamat pagi Pak,'...katanya menyapa sang sopir taksi terlebih dulu...
'Pagi yg cerah bukan?' sambungnya sambil tersenyum,... lalu bersenandung kecil...
Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya, dgn senang hati, Ia melajukan taksinya...
Sesampainya ditempat tujuan.. Pemuda itu membayar dgn selembar 20ribuan, utk argo yg hampir 15 ribu...

'Kembaliannya buat bpk saja...selamat bekerja Pak..' kata pemuda dgn senyum...
'Terima kasih...' jawab Pak sopir taksi dgn penuh syukur...

'Wah.. aku bisa sarapan dulu nih... Pikir sopir taksi itu...
Dan ia pun menuju kesebuah warung.

'Biasa Pak?' tanya si mbok warung.
'Iya biasa.. Nasi sayur... Tapi.. Pagi ini tambahkan sepotong ayam'..jawab Pak sopir dgn tersenyum.

Dan, ketika membayar nasi , di tambahkannya seribu rupiah 'Buat jajan anaknya si mbok,.. 'begitu katanya.

Dgn tambahan uang jajan seribu, pagi itu anak si mbok berangkat kesekolah dgn senyum lebih lebar.

Ia bisa membeli 2 buah roti pagi ini... Dan diberikannya pada temannya yg tdk punya bekal.

Begitulah...cerita bisa berlanjut.. Bergulir... .sprt bola salju...

Pak sopir bisa lebih bahagia hari itu...
Begitu juga keluarga si mbok...
Teman2 si anak...
keluarga mrk...
Semua tertular kebahagiaan...

Kebahagiaan, sprt juga kesusahan, bisa menular kpd siapa saja disekitar kita...

Kebahagiaan adalah sebuah pilihan...
Siapkah kita menularkan kebahagiaan hari ini??

Bisa menerima itu adalah berkah...
Tapi bisa memberi adalah anugerah....

Semoga sisa hidup kita selalu bahagia dan membuat org lain bahagia dgn keberadaan kita,

Mari selalu berbagi, semoga ada arus membahagiakan yg terus berputar, dan jgn pernah dengki dgn kebahagiaan yg dimiliki org lain, apalagi berusaha menghilangkannya

Sumber : Milis Indonesian Business Forum


Selasa, 29 November 2011

10 Ribu Rupiah Membuat Anda Mengerti Cara Bersyukur

Ada seorang sahabat menuturkan kisahnya. Dia bernama Budiman. Sore itu ia menemani istri dan seorang putrinya berbelanja kebutuhan rumah tangga bulanan di sebuah toko swalayan. Usai membayar, tangan-tangan mereka sarat dengan tas plastik belanjaan.
Baru saja mereka keluar dari toko swalayan, istri Budiman dihampiri seorang wanita pengemis yang saat itu bersama seorang putri kecilnya. Wanita pengemis itu berkata kepada istri Budiman, "Beri kami sedekah, Bu!"
Istri Budiman kemudian membuka dompetnya lalu ia menyodorkan selembar uang kertas berjumlah 1000 rupiah. Wanita pengemis itu lalu menerimanya. Tatkala tahu jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan, ia lalu menguncupkan jari-jarinya mengarah ke mulutnya. Kemudian pengemis itu memegang kepala anaknya dan sekali lagi ia mengarahkan jari-jari yang terkuncup itu ke mulutnya, seolah ia ingin berkata, "Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami
tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan!"
Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Budiman pun membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, "Tidak... tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!"
Ironisnya meski tidak menambahkan sedekahnya, istri dan putrinya Budiman malah menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli cemilan. Pada kesempatan yang sama Budiman berjalan ke arah ATM center guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu memang tanggal gajian, karenanya Budiman ingin mengecek saldo rekening dia.
Di depan ATM, Ia masukkan kartu ke dalam mesin. Ia tekan langsung tombol INFORMASI SALDO. Sesaat kemudian muncul beberapa digit angka yang membuat Budiman menyunggingkan senyum kecil dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening.
Budiman menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki dompetnya. Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 10 ribu yang ia tarik dari dompet. Uang itu Kemudian ia lipat kecil untuk berbagi dengan wanita pengemis yang tadi meminta tambahan sedekah.
Saat sang wanita pengemis melihat nilai uang yang diterima, betapa girangnya dia. Ia pun berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Budiman dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan: "Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah... Terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga. Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga...!"
Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan. Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja. Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Budiman terpukau dan membisu. Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya, "Dik, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga....!"
Deggg...!!! Hati Budiman tergedor dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan. Sejurus kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana.
Budiman masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman. Mata Budiman kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu. "Ada apa Pak?" Istrinya bertanya.
Dengan suara yang agak berat dan terbata Budiman menjelaskan: "Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!"

Awalnya istri Budiman hampir tidak setuju tatkala Budiman mengatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis. Namun Budiman kemudian melanjutkan kalimatnya:
"Bu..., aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjaaaang sekali ia berdoa!
Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah.
Bu..., aku malu kepada Allah! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah." 

Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba. Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang kerap lalai atas segala nikmat-Mu!


Sumber Alhikmah



Keutamaan sedekah


Malam itu,bulan bersinar terang di langit. Bintang-bintang bertabura. Subhanallah, alangkah indahnya. Seorang lelaki bernama Karim keluar dari rumahnya.dulu, Karim dikenal gemarmelakukan perbuatan dilarang agama. Namun, kini dia telah insaf dan bertobat. Sekarang, dia rajin shalat berjemaah di masjid. Dia juga tidak merasa malu untuk ikit mengaji dan belajar membaca al-Quran, bersam anak-anak yang lebih muda usianya.
Malam itu, setelah mendengar penjelasan dari imam masjid tentang keutamaan shadaqah atu sedekah, hati karim tergerak. Imam masjid menjelaskan, jika seseorang memiliki uang seribu dirham dan ia menyedekahkan tega ratus dirham, maka yang tiga ratus dirham itulah yang akan kekal dan dapat di nikmati di akhirat. Sedangkan yang tujuh ratus dirham tidak membuahkan apa-apa. Bahkan , uang tiga ratus dirham  yang disedekahkan, akan dilipatgandakan oleh Allah sebanyak tujuh ratus kali. Sedekah juga membuat harta dan rezeki yang ada, menjadi penuh berkah.
Selama ini, karim dikenal kaya dan kikir. Namun, sejak insaf dan tobat, dia telah berniat akan mengorbankan segala yang dimilikinya untuk memperoleh ridha Allah Swt. Sebagian hartanyatelah direncanakan untuk disedekahkan dan diinfakkan di jalan Allah Swt.
Dia mengarahkan langkahnya menuju ke suatu rumah. Dia telah menyiapkan kantong berisi seratus dirham untuk disedekahkan. Begitu sampai di rumah yang ditujunya, dia mengetuk pintu. Seorang lelaki berkumis tebal muncul dari dalam rumah. Setelah mengucap salam, dia memberikan kantong itu pada pemilik rumah, lalu mohon pamit. Kejadian itu ternyata diketahui oleh beberapa orang penduduk daerah itu.
Pagi harinya, orang-orang di pasar ramai membicarakan apa yang dilakukan Karim tadi malam.
Dua yang melihat karim bersedekah berkata dengan nada mengejek, “Dasar orang tidak tahu agama, sedekah saja keliru, masak sedekah kok pada pencuri. Kalau mau sedekah itu, ya harus kepada orang yang baik-baik.
Obrolan orang di pasar sampai juga di rumah Karim, ia hanya berkata dalam hati, “Alhamdulillah, telah bersedekah pada pencuri!”
***
Hari berikutnya, ketika malam tiba, dia kembali keluar rumah. Dia ingin kembali bersedekah. Sama seperti malam sebelumnya, dia menyiapkan uang seratus dirham. Kali ini, dia memilih sebuah rumah di pinggir kota. Dia me ngetuk pintu rumah itu. Seorang wanita membuka pintu. Dia langsung menyerahkan sedekahnya pada perdempuan itu lalu pulang.
Pagi harinya, pasar kembali rebut. Ternyata ada orang yang mengetahui perbuatanya tadi malam.
Orang itu bercerita sinis, “Memang, KArim itu tidak jelas. Rajin pergi ke masjid, tetapi memberi sedekah saja masih salah. Kemarin malam, dia memberi sedekah kepada seorang pencuri. Lha, tadi malam, dia memberi sedekah kepada seorang pelacur!”
Perbincangan orang di pasar itu sampai juga ke telinganya.
Karim hanya berkata lirih, “Alhmdulillah, telah bersedekah kepada seorang pelacur!”
Malam harinya, Kari kembali keluar rumah untuk sedekah. Dia memilih rumah yang ada di dekat pasar. Setelah mengantarkan sedekahnya, dia pulang.  Kali ini Karim berharap, dia tidak keliru memberi kan sedekahnya.
Pagi harinya pasar lebih rebut dari sebelumnya.
Seorng penjual daging berkata, “Nggak tahulah! Karim itu memang aneh. Mau sedekah saj akok kepada orang kaya. Padahal, orang yang miskin dan memerlukan uang untuk makan, masih banyak dan ada dimana-mana!”
Ternyata, rumah yang didatangi Karim dan diberi sedekah tadi malam adalah rumah orang kaya.
Mendengar berita dan omongan orang yang ada di pasar tentang kekelirannya memberi sedekah ia berkata, “Alhamdulillah, telah sedekah kepada pencuri, pelacur, dan orang kaya!”
Malam harinya, ia shalat tahajud, lalu tidut=r.
Dalam tidurnya ia bermimpi didatangi oleh seseorang yang memberi kabar kepadanya, “Sedekahmu kepada pencuri, membuat pencuri itu insaf, sehingga kini dia tidak mencuri lagi. Sedekahmu kepada pelacur, membuat wanita itu tobat dan tidak berzina lagi, dan sedekahmu kepada orang kaya, menjadikan oranng kaya itu sadar dan merasa malu. Kini orang kaya yang pelit itu mau mengeluarkan zakat dan infak. Sedekahmu yang ikhlas itu diridhai Allah Swt.
Setelah itu, Karim semakin khusyuk beribadah dan banyak mengerjakn kebajikan. Dia sadar bahwa yang paling penting dalm ibadah adalah niat karena Allah. Bukan sekedar mengikuti perkataan orang banyak. Hanya Allah-lah yang berhak menilai, diterima atau tidaknya amal ibadah seseorang.
Sumber : Buku ketika cinta berbuah Surga karya Habiburrahman El Shirazy

Paku di Pagar


Paku di Pagar
- Penulis tidak dikenal
Ini adalah sebuah kisah inspiratif tentang seorang gadis kecil yang mengalami kesulitan mengendalikan emosinya, tapi ia tidak hanya belajar bagaimana mengendalikan itu, ia juga belajar arti persahabatan dan bagaimana, kadang-kadang, hal-hal yang kita katakan benar-benar dapat melukai orang yang kita cintai.
Pernah ada seorang gadis kecil yang tidak bisa mengendalikan emosi yang buruk. Jadi, ibunya memberinya sekantong paku dan mengatakan kepadanya bahwa setiap kali dia kehilangan kesabarannya, dia harus palu paku ke bagian belakang pagar.
Hari pertama gadis itu didorong 37 paku ke pagar. Selama beberapa minggu berikutnya, saat ia belajar untuk mengendalikan amarahnya, jumlah paku dia dipalu sehari-hari secara bertahap menurun ke bawah. Dia menemukan lebih mudah menahan amarahnya daripada berkendara paku-paku ke pagar.
Akhirnya hari itu datang ketika gadis itu tidak kehilangan kesabaran sama sekali. Dia mengatakan kepada ibunya tentang hal ini dan ibunya menyarankan bahwa sekarang dia mencabut satu paku untuk setiap hari ia mampu menahan amarahnya. Hari-hari berlalu dan gadis muda itu akhirnya bisa mengatakan kepada ibunya bahwa semua paku telah pergi. Sang ibu kemudian mengambil putrinya tangan dan mengajaknya ke pagar.
Dia berkata, "Anda telah melakukan dengan baik, anakku, tapi lihatlah lubang-lubang di pagar pagar itu tidak pernah akan sama.. Ketika Anda mengatakan hal-hal dalam kemarahan, mereka meninggalkan bekas luka seperti yang satu ini." Anda dapat menempel pisau ke seseorang dan menariknya keluar. Ini tidak akan peduli berapa kali Anda mengatakan "Maafkan aku," adalah luka masih ada. Luka lisan bisa sama buruknya sebagai salah satu fisik.
Teman-teman Anda permata langka memang. Mereka akan membuat Anda tersenyum dan tertawa, dan mendorong Anda untuk berhasil atau menghalangi Anda dari melakukan kesalahan. Mereka meminjamkan telinga, mereka berbagi kata-kata pujian dan mereka selalu ingin membuka hati mereka. Jadi, menghargai teman-teman Anda, dan waspadalah terhadap saat-saat marah atau pilihan yang salah dari kata-kata dapat memotong lebih dalam dari pisau.
fence nail
Sumber : http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en|id&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.inspire21.com/stories/friendshipstories/NailsintheFence&usg=ALkJrhhnlsUPd9E_3jD3aF5gmMlBtkqkmw